Tes Kemampuan
Unsur-unsur Bahasa Arab
Yang dimaksud dengan unsur-unsur bahasa Arab (mukawwanat
al-lugah al-Arabiyah) adalah ashwat, mufradat dan tarakib.
Untuk mengukur kemampuan tentang unsur-unsur bahasa
Arab tersebut diperlukan alat ukur berupa tes. Berikut ini akan dijelaskan dan
dipaparkan alat ukur tersebut disertai dengan contoh-contohnya, sehingga dapat
juga digunakan untuk mengukur kemampuan penguasaan unsur-unsur bahasa Arab.
1.
Tes ashwat Bahasa Arab
Bloch dan Trager mendefinisikan bahasa adalah : language is a
system of arbitray vocal symbol by means of which a social group cooperates
( sistem simbol-simbol bunyi yang arbiter yang dipergunkan oleh suatu kelompok
sosial sebagai alat ukur untuk berkomunikasi)
Dari pengertian bahasa diatas, maka unsur bunyi dalam bahasa Arab
menjadi sangat penting untuk dipelajari dengan maksud agar pengucapan bahasa
Arab sesuai dengan aturan bahasa Arab yang telah ditetapkan. Pengusaan terhadap
unsur bunyi bahasa Arab tidak hanya terbatas kepada pengucapan dan pelafalan
saja tetapi juga penguasaan terhadap stresing dan intonasinya.
Kemampuan dasar terhadap unsur bunyi Bahasa Arab memang diawali
dari penguasaan mengucapkan huruf demi huruf dengan benar; sesuai dengan
makhrajnya, karena kesalahan dalam mengucapkan huruf dalam bahasa Arab bisa
berakibat fatal, sebagai contoh: pengucapan /ك / menjadi /ق/
dapat merubah dari anjing menjadi hati, demikian juga dalam banyak kata yang
lain dalam bahasa Arab. Karena itu kegagalan untuk membedakan /ك/
dan /ق/ dalam bahasa Arab, misalnya dapat menyebabkan kesulitan untuk
membedakan kata / كلب/ dan / قلب/ .
Tujuan tes bunyi bahasa dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang tingkat penguasaan lafal bunyi bahasa, kemampuan melafalkan bunyi
bahasa menyangkut aspek bunyi bahasa yang panjangnya bervariasi, mulai dari
yang paling kecil dalam bentuk masing-masing bunyi bahasa, sampai kata-kata
lepas, frasa, kalimat, dan wacana yang lengkap (Djiwandono, 1990: 40)
Pelaksananaan tes bunyi bahasa Arab bagi penutur asing dirasa
sangat penting, misalnya tes bunyi bahasa Arab bagi pembelajar penutur asli
bahasa Indonesia, mengingat guru atau pembelajar bahasa asing diharapkan mampu
melafalkan secara baik dan benar, seperti yang dilakukan oleh penutur asli
bahasa yang tengah dipelajari.
Penilaian tes bunyi bahasa Arab, dilakukan atas dasar ketepatan,
baik dari segi masing-masing bunyi bahasa Arab maupun sebagai rangkaian bunyi
bahasa dalam kata-kata, frasa, kalimat, atau wacana yang meliputi jeda bunyi (waqf),
tekanan suara (nabr), dan intonasi (tangim).
Beberapa contoh tes bunyi bahasa Arab yang dapat dilakukan untuk
mengukur kemampuan mengenal dan membedakan bunyi bahasa Arab adalah sebagai
berikut:
a)
Membaca dengan suara nyaring
Siswa diminta untuk melafalkan rangkaian kalimat atau paragraf atau
wacana lengkap dengan suara jelas atau nyaring. Sebaiknya guru membatasi
kalimat tertentu yang harus dilafalkan oleh siswa untuk dapat memberikan skor
atau penilaian dari masing-masing kalimat yang dilafalkan dengan benar, dan
mengurangi nilai dari kesalahan yang dilakukan dalam melafalkan bunyi bahasa
tersebut.
b)
Membedakan bunyi bahasa Arab yang mirip
Siswa dapat memperhatikan kata-kata yang diucapkan atau yang
diperdengarkan oleh guru atau melalui rekaman, dan guru dapat meminta siswa
melafalkan satu atau dua kalimat yang sering kali diulang pelafalannya, atau
membedakan dua kalimat yang memiliki kemiripan bunyi seperti (صال، سال ).
c)
Melafalkan Tsunaiyat Shugra
(minimal pairs)
Yang dimaksud dengan Tsunaiyat Shugra (minimal pairs) adalah
dua ujaran yang salah unsurnya berbeda, dua unsur yang lain sama kecuali dalam
satu bunyi saja, seperti عمل، أمل ، طين ، تين , كلب ، قلب. Ketiga kata tersebut memiliki dua kesamaan huruf dan hanya ada
satu huruf yang berbeda, huruf yang berbeda ini disebut dengan fonem. Siswa
diminta untuk melafalkan beberapa pasangan kata yang memiliki fonem, baik yang
terletak diawal, tengah atau akhir.
d)
Melafalkan kata-kata
Siswa diminta untuk melafalkan kata-kata tertentu dengan jelas
tujuannya untuk mengukur kemampuan siswa dalam melafalkan huruf tertentu yang
terletak diawal, tengah atau akhir kata seperti :
(1)
استمع جيدا ثم
كرّر :
قابل – رافَقَ ، انطَلَقَ – انقطَعَ
رَجَعَ – ساَحَ ، شَقَّ – قَشَرَ
2.Tes mufrodat bahasa arab
Mufrodat(kosakata )sebagai salah satu bagian penting
dari komponen bahasa, baik penggunaan secara lisan maupun tertulis, dan
merupakan salah satu basis pengembangan kemampuan berbahasa Arab.
Tes mufradaat adalah jenis tes yang berkaitan
dengan penguasaan makna kosakata bahasa Arab, di samping kemampuan menggunakannya
pada konteks atau tempat yang tepat dalam suatu wacana bahasa Arab.
Diantara tujuan utama mempelajari mufradat bahasa Arab adalah sebagai
berikut:
a. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa,
baik melalui bahan bacaan maupun fahm al-masmu’
b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan
kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar
mengahantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar
pula.
c. Memahami makna kosakata, baik secara
denotatif atau leksikal(berdiri sendiri)maupun digunakan pada konteks kalimat
tertentu(makna konotatif dan gramatikal)
d. Mampu
mengapresiasi dan mengfusikan mufradat itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteks yang benar.
Teknik yang dapat di gunakan guru untuk
menjelaskan arti kosa kata dan sekaligus dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan makna kosa kata bahasa Arab:
a) Menunjukkan benda yang dimaksud
b) Memperagakan
c) Memberi padanan kata (sinonim)
d) Memberi lawan kata (antonim)
e) Memberikan asosiasi makna
f) Menyebuat akar kata dan derivasinya
g) Meminta siswa membaca berulang kali
h) Membuka dan mencari makna kata dalam kamus
i)
Menerjemahkan kosakata dalam bahasa ibu